Branding The Nation

Devis Advertising boasts an expansive nationwide presence, curating a portfolio of more than 1.000 strategically located

outdoor media assets, each designed to capture attention, that blanket the entire Indonesian landscape.

Mengenal Soft Selling dan Contohnya dalam Iklan

Selain menjadi strategi bisnis, soft selling juga membangun ikatan emosional dengan konsumen sehingga mendorong kepada transaksi pembelian.  

 

Soft selling dalam iklan merupakan strategi yang banyak dilakukan oleh pebisnis. Dengan soft selling, calon konsumen tertarik dengan mudah dan akhirnya membeli produk yang diiklankan tanpa merasa dipaksa.

 

Hal tersebut dikarenakan pendekatan yang dilakukan dengan metode soft selling dilakukan dengan halus, namun meyakinkan. Iklan tersebut akhirnya memberi suatu sentuhan terhadap konsumen yang melihatnya.

 

Tujuan dari soft selling dalam iklan biasanya bukan sekadar menjual produk atau jasa. Namun tujuannya juga bisa membangun ikatan emosional dengan konsumen.

 

Biasanya iklan yang melakukan pemasaran secara halus akan fokus pada ide yang relevan dengan kehidupan masyarakat suatu daerah atau negara. Bisa ditampilkan dengan drama atau cerita lucu yang membuat audiens terhibur.

 

Selain itu, pesan yang disampaikan melalui iklan dengan metode tersebut akan meningkatkan brand awareness dan menuntun calon konsumen untuk melakukan tindakan yang diharapkan.

 

Contoh iklan soft selling adalah ketika sebuah perusahaan mengenalkan produk kecantikan. Pihak perusahaan menampilkan iklan dengan mengenalkan kandungan apa yang terdapat pada produk tersebut dan cocok untuk jenis kulit apa saja.

 

Jika diperhatikan, pada iklan tersebut pihak perusahaan tidak mengajak konsumen untuk membelinya. Namun bagi pihak yang merasa cocok dengan kandungannya, maka mereka akan membelinya.

 

Contoh lainnya adalah iklan mi instan. Biasanya iklan mi instan memberi pesan bahwa produk tersebut mudah dimasak dan bisa diolah dengan cara apa saja, cara ini merupakan memberikan solusi dengan produk yang membuat konsumen tertarik.

 

Soft selling juga memiliki manfaat, di antaranya membuat suatu produk terlihat ramah dan memberi kenyamanan pada calon konsumen. Hal tersebut secara langsung memberikan image positif bagi produk. Nantinya, konsumen cenderung melihat bisnis produk tersebut begitu peduli dan memprioritaskan kebutuhan mereka.

 

Hal ini tentu meningkatkan reputasi dan kesuksesan jangka panjang bagi perusahaan produk tersebut. Selain itu karena cara ini membangun hubungan yang berkelanjutan antara perusahaan dan konsumen, maka perusahaan akan memiliki konsumen loyal.

 

Bagaimana cara menerapkan soft selling?

 

Sebelum membuat iklan yang bertujuan penjualan secara halus, pihak pebisnis atau perusahaan lebih baik melakukan riset untuk menemukan target audiens serta media apa yang dapat menjangkau mereka.

 

Pengerjaan iklan nantinya akan lebih efisien dan hemat waktu. 

Hasil riset juga bisa menjadi pegangan untuk jaga-jaga jika nantinya ada masalah.

 

Selain itu, lebih baik iklan yang dibuat memiliki konsep storytelling. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk mengerti apa yang konsumen rasakan. Diperlukan juga sisi kreatif dalam pembuatan storytelling untuk menampilkan manfaat-manfaat dari produk.

 

Tekankan bahwa keunggulan produk dapat membantu menyelesaikan masalah banyak masyarakat. Testimoni dari konsumen loyal juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan cerita. Apapun media iklan yang dipilih, semua bisa dibuat dalam format storytelling, terutama penyematan testimoni.

 
 

 

Memahami Direct Selling dan Manfaatnya dalam Bisnis

Selain menghemat biaya distribusi, direct selling dinilai efektif karena pihak pebisnis langsung berinteraksi dengan target pasarnya.

 

Direct selling merupakan metode penjualan yang dianggap paling menarik perhatian pelanggan. Hal tersebut dikarenakan metode penjualan yang dilakukan langsung oleh pemilik bisnis, toko, atau warung tanpa perantara.

 

Contoh direct selling adalah toko daring. Pemilik toko mempromosikan produknya langsung baik via media sosial maupun dari mulut ke mulut. Nantinya pembayaran dan pengiriman dilakukan langsung antara pihak toko dan konsumen.

 

Biasanya, direct selling dilakukan oleh pebisnis pemula untuk menghemat biaya distribusi. Selain itu, metode ini dinilai lebih efektif karena pebisnis atau produsen sudah memahami kebutuhan konsumennya.

 

Produk yang dipasarkan dengan metode direct selling biasanya tidak umum atau tidak ditemukan di toko atau retail biasa. Oleh sebab itu, cara satu-satunya konsumen mendapatkan produk tersebut adalah dengan mencari penjual produk tersebut yang terpercaya.

 

Selain itu dengan menggunakan metode direct selling, pihak pebisnis dapat mendapatkan feedback dengan mudah dari pelanggan langsung. Feedback tersebut bisa dimanfaatkan pebisnis sebagai bahan evaluasi dan menjaga interaksi antara pebisnis-konsumen sehingga menghadirkan hubungan yang loyal.

 

Ketika pihak pebisnis atau produsen bisa bisa menjual produknya secara langsung kepada konsumen sama baiknya dengan pihak ketiga, maka keuntungannya lebih tinggi dibandingkan menggunakan perantara. Hal tersebut dikarenakan tidak ada potongan untuk perantara.

 

Berikut manfaat direct selling lainnya yang perlu diketahui;

 

1. Meminimalisasi biaya pemasaran

 

Hal yang menguntungkan dalam penggunaan metode tersebut adalah meminimalisasi biaya pemasaran. Hal tersebut dikarenakan pihak pebisnis langsung berinteraksi dengan target pasarnya. Bahkan untuk beberapa bisnis, mereka juga bisa meminimalisasi biaya pemeliharaan toko karena pihak mereka yang langsung ke pihak konsumen.

 

2. Meningkatkan loyalitas

 

Metode ini membuat pebisnis atau produsen dan konsumen bertemu langsung, sehingga membuat kepercayaan konsumen terhadap produsen lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan jika ada yang perlu diperbaiki atau menyampaikan kepuasannya, konsumen bisa langsung mengatakannya pada produsen secara tatap muka.

 

Hal ini meningkatkan loyalitas dan memberikan dampak bisnis terhadap bisnis. Selain itu, produsen juga dapat mempertahankan konsumennya yang puas akan produknya dan memungkinkan konsumen tersebut melakukan repeat order.

 

3. Paham apa yang dibutuhkan konsumen

 

Dengan bertemunya langsung dengan konsumen, pebisnis bisa mengetahui dengan mudah apa yang membuat konsumen tertarik. Sehingga pihak pebisnis dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara tepat.

 

4. Memudahkan pebisnis dalam penjualan

 

Direct selling memudahkan pebisnis karena bisa dilakukan di mana saja. Pebisnis dan konsumen melakukan kesepakatan dengan konsumen sebelum melakukan pembayaran dan pemberian barang. Terlebih jika bisa dilakukan secara daring.

 

Penjual dan konsumen cukup berkomunikasi via chat dan penjual mengirim produknya ke konsumen dengan kurir atau semacamnya.

 

Namun sebelum memutuskan untuk menggunakan metode ini, pebisnis juga harus paham kondisi dan situasi dari produk yang akan dijual. Apalagi jika produk tersebut baru saja diluncurkan. Pebisnis juga wajib melakukan penghitungan untuk melakukan penjualan secara langsung. Hal tersebut untuk menghindari pembiayaan lebih besar daripada pemasukan.


 

</p class="adn>

Apa Itu Analisis Pasar? Tujuan dan Pentingnya bagi Bisnis

Melalui analisis pasar, pebisnis bisa memproyeksikan apakah produknya nanti bisa diterima oleh masyarakat atau tidak.

 

Analisis pasar merupakan hal yang penting dilakukan dalam berbisnis. Analisis ini dapat menilai kondisi pasar dengan baik dan memahami segmen pelanggan yang dituju.

 

Sebelum lebih lanjut, perlu diketahui bahwa analisis pasar adalah penilaian secara komprehensif terkait pasar suatu industri, termasuk terkait pelanggan, target, tren, faktor keberhasilan dan lain-lain.

 

Dilakukannya analisis pasar juga bertujuan untuk membuat "bukti" untuk partner bisnis atau investor bahwa kita memahami pasar dengan baik serta bisnis bisa dijalankan dengan baik dan menjanjikan.

 

Analisis pasar juga sebagai bentuk evaluasi sejauh mana produk yang akan dipasarkan memenuhi harapan masyarakat. Setelah mengetahui harapan masayarakat, pebisnis bisa melakukan perbaikan atau inovasi yang diperlukan serta memiliki alasan untuk bertahan dan tumbuh.

 

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan analisis ini. Jika Anda baru atau niat membangun bisnis, mungkin hal ini perlu diperhatikan.

 

Pertama adalah memahami kebutuhan pasar. Pebisnis harus memahami secara detail kebutuhan pasar dan mengapa hal tersebut sangat dibutuhkan. Kebutuhan pasar perlu dipahami agar pebisnis bisa memproyeksikan apakah produk atau mereknya nanti bisa diterima oleh masyarakat. Semakin paham memahami kebutuhan pasar, semakin tahu apa yang harus dihadirkan.

 

Setelah memahami kebutuhan, pebisnis juga bisa semakin paham jenis promosi apa yang akan digunakan. Bisa dibilang ketika memahami kebutuhan pasar, artinya pebisnis sudah melakukan sebagian besar analisis pasar.

 

Selanjutnya, pebisnis juga bisa melakukan segmentasi. Ketika sudah memiliki kriteria sesuai yang diinginkan, maka pebisnis sudah memiliki target utamanya dan hal ini juga penting dalam analisis ini.

 

Pentingnya segmentasi agar pebisnis sadar produk yang akan dipasarkan nanti relevan dengan golongan tertentu atau masyarakat umum. Contohnya jika menjual makanan, kelompok tertentu mungkin lebih memilih harga. Namun ada kelompok lain yang mementingkan estetika atau eksklusivitas. Dua kelompok tersebut memiliki pendekatan berbeda meskipun sama-sama yang dijual produknya adalah makanan.

 

Segmentasi yang dilakukan juga bisa berdasarkan usia, lokasi, pendidikan, penghasilan atau jenis kelamin. Selain permintaan, penawaran pasar juga perlu diketahui.

 

Untuk mengetahui penawaran pasar, perlu dilakukan evaluasi jumlah dan jenis produk atau layanan yang tersedia. Ketika memahami penawaran pasar, pebisnis bisa menentukan sejauh mana pasar terpenuhi atau sebaliknya.

 

Hal lain yang perlu dilakukan dalam analisis bisnis adalah menganalisis lawan bisnis. Maksudnya, pebisnis bisa memerhatikan apa yang dilakukan lawan dan menemukan kelemahan lawan untuk menjadi pembanding atau memposisikan diri di pasar.

 

Untuk menganalisis pergerakan lawan bisnis, bisa dilakukan dengan melihat harga, kualitas, atau layanan yang ditawarkan oleh lawan. Hal tersebut bisa menjadi acuan oleh pebisnis untuk melakukan analisa pasar.

 

Langkah terakhir yang perlu diperhatikan adalah melakukan analisa pasar lebih luas dengan melihat faktor politik, teknologi, dan ekonomi. Hal tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan apa yang akan muncul ke depannya.

 
 

 

Jangan Keliru, Ini Perbedaan Sales dan Marketing

Kerap dianggap sama, ini dia perbedaan sales dan marketing yang harus diketahui mulai dari tugas, fungsi dan tanggung jawab.  

 

Meski sama-sama menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam mencapai target pasar, namun sebenarnya sales dan marketing adalah bagian yang berbeda, terutama dari segi tugas dan tanggung jawabnya.

 

Ringkasnya, sales adalah strategi penjualan secara langsung kepada konsumen, sementara marketing adalah metode pemasaran yang terdiri dari berbagai proses.

 

Perbedaan sales dan marketing

 

1. Sales

 

Melihat dari proses kerjanya, sales biasanya akan menghadapi langsung konsumen alias one-on-one. Komunikasi antara sales dan konsumen sendiri bisa dilakukan melalui sambungan telepon, bertemu di sebuah event, atau mungkin sales yang mendatangi langsung lokasi calon konsumen berada.

 

Tim sales harus memiliki keterampilan dalam melakukan pendekatan kepada konsumen agar produk laku terjual. Di sisi lain, mereka juga harus meyakinkan calon konsumen untuk terus menggunakan produk yang ditawarkan. Akan tetapi pekerjaan tim sales cenderung bersifat short term (jangka pendek).

 

2. Marketing

 

Berbeda dengan sales, ruang lingkup pekerjaan tim marketing lebih bersifat long term (jangka panjang), karena harus terus menjaga relasi hubungan yang baik dengan partner bisnis, stakeholder, vendor, dan hal-hal lain terkait pemasaran.

 

Di mana lingkup pekerjaan marketing mencakup Market ResearchPublic Relations, dan Customer Satisfaction. Melalui Market Research inilah analisis pasar akan tergambarkan terkait produk yang dibutuhkan oleh konsumen, sehingga data yang dihasilkan tersebut dapat mempermudah kinerja tim sales di lapangan.

 

Tim marketing juga harus membuat konsep pemasaran secara komprehensif, mulai dari strategi promosi hingga penggunaan media periklanan yang tepat.


Perbedaan target 

 

Perbedaan sales dan marketing yang cukup signifikan juga bisa terlihat dari target atau goals yang ingin dicapai. Dalam sebuah perusahaan misalnya, tim sales akan bertugas langsung dalam menghubungi calon konsumennya agar bisa mencapai kesepakatan, sedangkan tim marketing adalah divisi yang harus memastikan bahwa produk yang dibawa tim sales sudah lolos quality control sehingga layak untuk ditawarkan

 

Dengan kata lain, meski memiliki tugas dan tujuan yang berbeda, akan tetapi sales dan marketing merupakan dua komponen yang tak bisa dipisahkan dalam sebuah bisnis. Lalu, bisakah jika seseorang memegang peranan keduanya sekaligus sebagai sales dan marketing?

 

Perlu diketahui, sales lebih banyak berurusan di depan alias bertemu langsung dengan konsumen, bersikap ramah dalam menjelaskan produk secara detail, hingga merayu konsumen agar mau membeli produk. Sementara marketing lebih banyak berurusan di balik layar karena harus memikirkan berbagai konsep dan strategi agar target pasar bisa tercapai.

 

Melihat tugas dan tanggung jawab keduanya, maka lebih baik jika seseorang fokus dalam satu pekerjaan saja baik itu sales atau marketing, agar hasil yang diberikan kepada perusahaan lebih optimal.    

Jenis-jenis Konsumen yang Penting Diketahui dalam Bisnis

Tanpa adanya konsumen, bisnis pun tak akan meraih kesuksesan. Oleh karena itu, pelaku usaha wajib memahami jenis-jenis konsumen.  

 

Konsumen menjadi indikator yang tak bisa lepas dari suatu bisnis. Bahkan saking pentingnya, konsumen atau pembeli kerap disebut sebagai raja, karena perannya yang bisa mempengaruhi angka penjualan. Hal inilah yang harus dipelajari para pebisnis mengenai berbagai jenis konsumen agar perusahaan bisa memberikan pelayanan terbaiknya.

 

Lalu apa saja sebenarnya jenis-jenis konsumen?

 

1. Konsumen loyal

 


Konsumen jenis ini sebenarnya bisa disebut sebagai pelanggan setia yang merasa puas dengan produk atau layanan yang ditawarkan pebisnis. Konsumen loyal tak akan pernah melupakan produk terbaik yang pernah dipakainya,  sehingga mereka akan terus konsisten menggunakan produk Anda meskipun banyak produk serupa yang dijual di pasar.

 

Pebisnis pun harus jeli melihat potensi ini dengan terus mempertahankan konsumen setianya atau mungkin sesekali memberikan mereka reward sebagai bentuk terimakasih perusahaan terhadap mereka yang telah loyal terhadap produk yang ditawarkan. Di sisi lain, perusahaan juga harus dapat mempertahankan kualitas produknya agar konsumen setia tak kabur alias berpindah ke kompetitor.

 

2. Konsumen agen

 

Dalam menjalankan strategi bisnis, perusahaan tak bisa berjalan sendirian dalam mempromosikan produknya. Kenapa? karena melibatkan konsumen agen sama halnya dengan mempercepat target penjualan. Meski tak bisa dipungkiri, keuntungan yang diraih dari konsumen agen lebih sedikit. Biasanya konsumen agen akan mendapatkan penawaran harga yang lebih murah dari perusahaan sebelum barang tersebut akan dijual kembali ke konsumen lain. Akan tetapi cara ini cukup ampuh dalam mencapai target pasar.

 

3. Konsumen promo

 

Jenis konsumen ini biasanya paling banyak ditemui karena mereka hanya membeli ketika produk yang ditawarkan tengah memberikan promo atau diskon tertentu. Meski terkesan musiman, namun trik promo ternyata cukup ampuh meningkatkan nilai penjualan sekaligus meningkatkan kesadaran merek. Secara tidak langsung, promo yang dilakukan secara berkala oleh suatu produk pun akan menjadi momen yang selalu ditunggu oleh konsumen.

 

4. Konsumen coba-coba

 

Butuh trik khusus dalam mencuri perhatian jenis konsumen ini, karena mereka cenderung lebih tertarik dengan sesuatu yang unik dan berbeda. Perusahaan pun harus berinovasi dalam membuat produk agar dapat mendorong perilaku konsumen jenis ini untuk mencobanya.

 

5. Konsumen baru

 

Konsumen baru merupakan orang yang baru pertama kali membeli suatu produk. Oleh karena itu, potensi ini harus terus dijaga agar konsumen baru nantinya menjadi konsumen setia atau loyal. Pebisnis harus bisa membuktikan jika produk yang mereka beli dan gunakan merupakan produk yang memiliki kualitas terbaik, baik dari bahan produksi hingga proses produksinya. Dengan begitu produk Anda pun akan terus dicari oleh konsumen.

 

5 Trik Psikologi Marketing untuk Meningkatkan Penjualan

Berpengaruh besar terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai target pasar, apa itu psikologi marketing?  

 

Psikologi marketing merupakan konsep psikologi dan perilaku manusia dalam strategi pemasaran dan komunikasi bisnis. Di mana ilmu psikologi dapat membantu perusahaan dalam mengenal perilaku, keinginan, hingga kebutuhan konsumen.

 

Dengan memahami pola pikir konsumen, maka hal tersebut akan memudahkan perusahaan dalam menjalankan strategi marketing sehingga target penjualan pun akan tercapai.

 

Berikut 5 trik psikologi marketing yang bisa Anda lakukan:


1. Hindari penggunaan kata perintah

 

Biasanya penggunaan kata-kata perintah cenderung membuat konsumen enggan untuk mencoba maupun membeli produk yang ditawarkan. Misalnya seperti kata-kata "Segera daftarkan diri Anda, ujicoba gratis hanya berlangsung selama 7 hari". Penegasan untuk segera mendaftar ternyata tak selalu membuat konsumen tertarik dan justru membuat mereka mundur perlahan.

 

Cobalah menggunakan kata-kata ajakan yang lebih halus namun bisa mempengaruhi atau mendorong perilaku konsumen. "Tidak ada pembayaran untuk bulan pertama, silakan mencoba”. Dengan begitu, konsumen justru dibuat penasaran dan mencobanya tanpa terpaksa.

 

2. Memahami tipe dan karakter konsumen

 

Pada dasarnya konsumen terbagi dalam tiga tipe, yakni hemat, loyal dan perhitungan. Seorang marketer harus bisa memahami dan memiliki trik jitu dalam mendekati dan menaklukan ketiga karakter konsumen tersebut.

 

Untuk tipe konsumen hemat, biasanya mereka tidak suka basa-basi. Artinya marketer harus to the point dalam mempresentasikan produk yang ditawarkan dengan menjelaskan keunggulan dan keuntungan yang akan diperoleh konsumen. Sehingga mereka akan berpikir bahwa produk yang dibeli memiliki value dan bukan sebuah pemborosan.

 

Sementara untuk tipe konsumen loyal, mereka biasanya akan membeli barang yang lebih banyak. Karakter ini jelas memberikan keuntungan untuk marketer. Namun pendekatan yang dilakukan tak bisa sembarangan karena tipe konsumen ini biasanya lebih antusias melihat produk secara langsung dan dalam jumlah yang beragam, sehingga mereka akan tertarik secara emosional untuk membeli produk lebh dari satu.

 

Sedangkan untuk tipe konsumen perhitungan, mereka biasanya akan mempertimbangkan terlebih dahulu keuangan yang mereka miliki dengan harga produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, marketer harus lebih ekstra dalam mempromosikan produk dengan menawarkan diskon, garansi atau pengiriman produk secara gratis.

 

3. Menunjukan value bisnis

 

Piskologi marketing bisa terbangun ketika konsumen mengetahui nilai lain dari produk yang ditawarkan. Misalnya dengan membeli produk A, maka sama halnya dengan menyumbang untuk korban bencana atau penderita kanker atau anak yatim piatu. Berdasarkan beberapa faktor psikologis tersebut, konsumen akan terlibat secara emosional dan akhirnya membeli produk dari marketer.

 

4. Teknik penawaran

 

Teknik penawaran juga berperan dalam meningkatkan penjualan. Marketer harus memiliki keterampilan  khusus ketika menjelaskan keunggulan produk agar konsumen lebih percaya. Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa orang akan lebih cenderung membeli ketika produk memberikan manfaat atau solusi dari masalah yang dialami.

 

5. Tampilkan testimoni konsumen

 

Sebelum membeli sebuah produk, calon konsumen biasanya akan melakukan riset terebih dahuu. Dari situlah mereka akan melihat testimoni dari konsumen yang telah mengunakannya. Ketika testimoni yang ditampilkan positif maka hal itu sangat mempengaruhi psikologi mereka dan mendorong untuk melakukan transaksi pembelian.

 

5 Jenis Branding yang Perlu Diketahui dalam Bisnis

Meski jenis branding cukup banyak, Anda tak harus memilih semuanya melainkan cukup fokus memilih kategori yang sesuai dengan kebutuhan.   

 

Branding merupakan proses pengelolaan citra merek dari sebuah produk, di mana elemen-elemennya meliputi logo, desain, nama dan slogan. Selain menjadi aspek penting dalam pengembangan bisnis, berbagai jenis branding juga berdampak pada segmen yang jauh lebih luas.

 

Melalui branding, perusahaan akan mampu bersaing dan menguasai pasar. Upaya ini juga kerap dijadikan sebagai jurus ampuh perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

 

Berikut berbagai jenis branding yang perlu diketahui: 

 

1. Product branding

 

Paling banyak digunakan oleh pebisnis, product branding merupakan upaya untuk membangun citra merek atau produk tertentu hingga membuatnya terlihat lebih menonjol dibandingkan produk pesaingnya.

 

Strategi ini tak hanya mampu meningkatkan brand awareness tapi juga mendorong nilai transaksi pembelian yang jauh lebih tinggi. Dalam implementasinya, product branding bisa dilakukan dengan membuat desain produk yang unik, mempresiapkan materi promosi yang kreatif di berbagai media, hingga membangun komunikasi yang baik dengan konsumen.

 

2. Corporate branding 

 

Pada corporate branding, perusahaan akan berupaya keras memperkuat citra positif dan membangun kepercayaan terkait perusahaan. Jadi, upaya tidak terfokus pada produk tertentu melainkan lebih kepada membangun identitas perusahaan.

 

3. Personal branding

 

Berbeda halnya dengan corporate, personal branding lebih terfokus pada citra seseorang seperti public figure, tokoh, influencer, maupun sosok lainnya yang memang fokus mem-branding dirinya sendiri agar lebih terkenal sehingga membuat karirnya lebih cemerlang.

 

4. Service branding

 

Service branding biasanya dilakukan untuk menciptakan kesan profesional dan bernilai di mata konsumen. Upaya ini dilakukan untuk membangun kepercayaan konsumen dalam menggunakan jasa layanan dari perusahaan tertentu.

 

Misalnya saja jika bisnis Anda bergerak di bidang perhotelan, maka yang ditonjolkan adalah pelayanan dan kenyamanan agar bisa menjadi rekomendasi pilihan terbaik saat mencari tempat penginapan.

 

5. Co-branding

 

Istilah ini mungkin sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Ya, co-branding merupakan upaya dalam meningkatkan nilai tambah produk. Co-branding adalah sebuah kolaborasi antar brand yang menghasilkan produk baru dengan mengkombinasikan ciri khas dari masing-masing brand.

 

Selain kelima penjelasan di atas, sebenarnya masih terdapat berbagai macam branding yang belum disebutkan yakni geographical branding, cultural branding, retail branding, dan online branding.

 

Meski jenisnya cukup banyak, Anda tak harus memilih semuanya melainkan memilih kategori yang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, hal yang tak kalah penting dalam branding adalah visi misi yang jelas, visual yang menarik, desain yang unik, logo yang mudah diingat dan melekat dibenak konsumen.

 

Panduan Memulai Bisnis Online untuk Pemula

Meraup cuan dari bisnis online, ini langkah-langkah yang harus dilakukan dan diperhatikan oleh pemula.  

 

Bisnis online kini semakin diminati karena potensinya yang begitu besar. Selain modal yang dibutuhkan lebih efiisien karena tak harus menyewa tempat, bisnis ini juga lebih fleksible karena bisa dipantau kapan pun dan di mana pun.

 

Namun memulai suatu bisnis bukanlah hal mudah, terlebih bagi pemula yang belum memiliki pengalaman dalam menjalankan usaha. Alih-alih berharap mendapatkan keuntungan, strategi bisnis yang kurang tepat justru bisa menjadi "boomerang" dan berpotensi mengalami kerugian.

 

Guna mencegah hal tersebut, berikut langkah-langkah yang wajib dilakukan pemula sebelum memulai bisnis, antara lain:

 

1. Riset pasar 

 

Riset pasar menjadi hal yang paling penting dalam memulai bisnis baru agar bisa mendapatkan data terkait peluang usaha yang menjanjikan. Dari upaya ini, Anda bisa melihat tren pasar hingga jenis usaha yang akan dipilih.

 

Bahkan, riset juga bisa memberikan data analisis terkait produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen, apa saja keunggulan dan kelemahan kompetitornya, hingga siapa yang menjadi target audiensnya. Data ini bisa menjadi pertimbangan penting sebelum memutuskan jenis bisnis yang akan dijalankan.

 

2. Pilih bisnis yang dikuasai

 

Jangan pernah memulai bisnis yang tidak dikuasai karena dipastikan akan sulit berkembang. Oleh karena itu, pemula bisa memulai jenis bisnis yang memang disukai dan sesuai passion. Selain lebih mudah berinovasi, Anda juga bisa lebih bersemangat karena menjalani bisnis sesuai apa yang diingkan.

 

3. Buatlah strategi bisnis

 

Sekecil apapun bisnis yang dijalani tetap harus memiliki strategi yang cermat agar lebih terukur dan terarah. Strategi bisnis bisa dimulai dengan menyusun proyeksi anggaran (modal, pendapatan, pengeluaran, keuntungan). Selanjutnya, gunakanlah media periklanan agar promosi yang dilakukan lebih optimal dan target pasar bisa tercapai.

 

4. Branding 

 

Branding akan membantu bisnis lebih dikenal masyarakat luas dan mendorong angka penjualan yang tinggi. Produk dapat lebih mudah terjual ketika konsumen memahami identitas dan value dari produk tersebut.

 

Dalam meningkatkan brand awareness, Anda bisa menggunakan media periklanan seperti media sosial, website dan lainnya. Buatlah konten iklan yang bisa mencuri perhatian dengan menonjolkan desain yang unik serta pesan yang mudah dipahami oleh audiens.

 

5. Analisis dan evaluasi

 

Evaluasi merupakan elemen yang sangat penting dalam bisnis, terlebih bagi pemula yang belum memiliki konsumen yang banyak. Dari evaluasi, Anda bisa mengetahui sekaligus menganalisis apa saja target-target yang belum tercapai hingga penyebabnya. Evaluasi juga bisa mempengaruhi keputusan yang akan Anda ambil kedepannya.

 

Bagaimana, sudah siap memulai bisnis online?  

 

Contoh Strategi Marketing yang Efektif dan Menguntungkan

Tanpa memiliki strategi marketing yang tepat, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai.  

 

Strategi marketing merupakan cara untuk mengembangkan bisnis hingga mencapai keberhasilan yang diinginkan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengimplementasikannya, baik secara online maupun offline, tergantung kebutuhan perusahaan.  

 

Namun jika ingin memproleh hasil yang optimal, maka pebisnis bisa melakukan kombinasi di antara keduanya.

 

Berikut beberapa strategi marketing untuk mengembangkan bisnis

 

1. Promosi dan Iklan

 

Promosi dan iklan merupakan dua hal yang berbeda namun tak bisa terpisahkan. Elemen ini cukup penting dalam strategi pemasaran, yang bisa diimplementasikan melalui media periklanan Out of Home (OOH), social media marketing, content marketing, dan lainnya.

 

Iklan adalah bentuk komunikasi yang disampaikan perusahaan kepada konsumen berupa informasi yang dibuat dengan desain menarik agar pesan dapat diterima baik oleh audiens. Sementara promosi merupakan cara perusahaan dalam menyebarkan informasi agar produk bisa dikenal oleh masyarakat luas.

 

2. Social Media Marketing

 

Di era digital saat ini, setiap perusahaan rasanya wajib beradaptasi dengan memiliki social media. Pasalnya, karakteristik audiens saat ini yang cenderung lebih aktif menggunakan gadget dan aktif menggunakan social media seakan membuka peluang lebih besar dalam dunia pemasaran.

 

Anda bisa menggunakan platform Instagram, TikTok, Facebook, YouTube, Twitter dan lainnya dalam memasarkan produk. Selain mampu meningkatkan brand awareness, metode ini juga memaksimalkan penjualan.

 

3. Out of Home Advertising

 

Periklanan luar rumah  atau Out of Home (OOH) Advertising saat ini masih menjadi primadona dalam beriklan. Meski gempuran dunia digital semakin canggih, akan tetapi OOH seperti billboard, videotron, neon box, baliho tetap menjadi pilihan sebagian pebisnis dalam memasarkan produk mereka.

 

Tak bisa dipungkiri, OOH tetap dinilai efektif sebagai media pemasaran karena bisa mencuri perhatian audiens dan mendorong mereka untuk mengunjungi toko offline produk tersebut. OOH pun kerap dijuluki sebagai media periklanan yang tak lekang oleh waktu.

 

4. Content Marketing

 

Ingat! promosi dan iklan menggunakan social media maupun OOH tak akan maksimal apabila content marketing tak dipersiapkan dengan matang.  Konten berupa video, artikel, suara, atau yang lainnya harus dibuat seciamik mungkin agar dapat "menghipnotis audiens" sehingga brand bisa terus melekat dibenak mereka.

 

Perusahaan yang mempersiapkan content marketing dengan optimal akan mendapatkan berbagai keuntungan, seperti meningkatkan kepercayaan audiens, meningkatkan kredibilitas perusahaan, meningkatkan brand awareness, hingga mempengaruhi keputusan audiens untuk melakukan transaksi pembelian.

 

5. Telemarketing

 

Meski tak semua bisnis bisa menggunakan telemarketing sebagai startegi pemasaran mereka, namun bagi dunia perbankan maupun layanan asuransi, telemarketing berperan besar dalam upaya mereka mendapatkan nasabah baru. 

 

Telemarketer biasanya akan menawarkan suatu produk kepada pelanggan melalui telepon, kemudian akan menjelaskan produk secara detail dan diakhiri dengan mengajak bergabung atau menjadi nasabah mereka.

 

Apa Itu Brand Extension? Manfaat dan Cara Menerapkan di Bisnis

Bisa meningkatkan keuntungan dan penjualan, seberapa penting sebenarnya brand extension bagi sebuah bisnis?  

 

Brand extension adalah inovasi produk yang dilakukan oleh suatu brand untuk memperluas jangkauan konsumen sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar pada perusahaan. Pada umumnya, brand extension dilakukan oleh perusahaan ternama yang sudah dikenal masyarakat luas.

 

Strategi ini jelas sangat mempengaruhi pada keberlangsungan suatu bisnis. Pasalnya, brand tanpa inovasi lambat laun akan ditinggalkan oleh konsumennya karena dinilai membosankan. Oleh karena itu, suatu brand penting melakukan pembaharuan dan beradaptasi dengan perkembangan tren yang ada.

 

Contohnya brand mie instan ternama yaitu Indomie yang memiliki berbagai varian rasa andalan seperti Indomie Goreng, Indomie Soto, dan Indomie Bawang. Namun saat ini varian merek mie instan tersebut sudah berkembang mengikuti rasa kekinian yang menjadi selera generasi muda seperti Indomie Geprek, Indomie Rendang, dan lainnya.

 

Selain varian rasa, Indomie juga melakukan inovasi dari segi ukuran yang lebih besar seperti Indomie Goreng Jumbo. Cara ini ternyata cukup ampuh dalam mempertahankan konsumen setia sekaligus menarik konsumen baru Indomie.

 

Cara memperluas citra merek bisnis


 

  • Mengembangkan inovasi produk serupa dengan bentuk yang berbeda
  • Memberikan sentuhan baru pada kemasan produk
  • Menambahkan keunggulan baru pada produk yang akan diluncurkan
  • Mengikuti tren kekinian yang disesuaikan dengan produk dan kebutuhan konsumen

 

Strategi menerapkan brand extension

 

Mengimplementasikan brand extension tidaklah mudah, pebisnis harus benar-benar mempersiapkan strategi secara matang agar inovasi yang dilakukan berjalan sukses.

 

Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain:

 

  • Analisis potensi pasar untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga produk yang dikembangkan bisa laku terjual.
  • Menimbang potensi dan risiko secara cermat agar dapat mengantisipasi ketika ada dampak negatif yang muncul dari produk yang baru diluncurkan.
  • Tes pasar untuk mengetahui apakah produk mendapatkan respon positif dari konsumen atau tidak, sehingga menjadi pertimbangan ketika akan memproduksinya kembali.
  • Mengukur keberhasilan pemasaran produk baru tersebut dengan cara menghitung hasil yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.

 

Manfaat brand extension

 

Selain membuat brand semakin eksis dan menciptakan pangsa pasar baru, strategi ini juga bisa membuat perusahaan memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Di sisi lain, reputasi perusahaan maupun brand juga akan semakin positif dan dipercaya oleh masyarakat. Dengan begitu brand awareness akan semakin meningkat dan semakin melekat dibenak konsumen.

 

Scroll to Top
Buka obrolan
Butuh bantuan?
Hallo, ada yang bisa kami bantu?