Branding The Nation

Devis Advertising boasts an expansive nationwide presence, curating a portfolio of more than 1.000 strategically located

outdoor media assets, each designed to capture attention, that blanket the entire Indonesian landscape.

Apa itu Display Advertising, Manfaat, dan Contohnya

Seiring berjalannya waktu, banyak iklan digital yang bisa menjadi pilihan, salah satunya adalah display advertising.

 

Display advertising adalah iklan digital berbentuk gambar atau video. Iklan ini biasanya muncul ketika seseorang mengunjungi sebuah situs atau aplikasi smartphone. Halaman web yang dipilih pun masih relevan dengan isi dari iklan tersebut.

 

Seperti iklan pada umumnya, display advertising memiliki tujuan untuk mengiklankan suatu produk atau layanan jasa. Nantinya pengguna internet dapat mengklik iklan tersebut untuk melihat berbagai tawarannya.

 

Display advertising bisa menarik perhatian audiens melalui visualnya yang menarik. Selain itu, biaya untuk iklan ini termasuk murah dan dapat mengukur pencapaian target dengan mudah. Hal tersebut yang membuat jenis periklanan satu ini sangat disarankan dan salah satu kunci sukses untuk mempromosikan produk di media digital.

 

Perusahaan juga bisa memanfaatkan iklan digital ini untuk menuangkan kreativitasnya. Hal tersebut dikarenakan iklan ini juga mengunggulkan copy yang menarik dan dipastikan relevan dengan audiens.

 

Selain itu, perusahaan atau pebisnis bisa memilih mau seperti apa bentuk dari display advertising yang mereka kehendaki. Ada yang berupa banner, iklan berukuran penuh atau interstitial ads, atau video ads.

 

Adapun beberapa keuntungan display advertising;

 

1. Membangun brand awareness

 

Salah satu keuntungan menggunakan jenis iklan ini adalah bisa menjadi media untuk membangun brand awareness, yang merupakan tahap pertama dalam pengenalan suatu produk kepada konsumen.

 

Selain itu, brand awareness juga akan meningkatkan reputasi perusahaan atau produk. Sehingga nantinya menciptakan konsumen loyal dan akan terus menggunakan produknya.

 

2. Menjangkau audiens sesuai target

 

Dengan display ads, perusahaan atau pemilik bisnis bisa menargetkan audiens kalangan apa yang bisa melihat iklannya. Audiensnya bisa ditentukan berdasarkan usia, gender bahkan minat. Karena jenis iklan ini bersifat interaktif, maka akan meningkatkan interaksi konsumen dan perusahaan. Hal ini tentu menaikkan loyalitas konsumen.

 

3. Terlihat profesional

 

Di era modern seperti ini, banyak orang yang lebih memperhatikan layar digital. Ketika ada perusahaan yang memasang iklan digital, maka akan dinilai profesional dan mau mengikuti zaman.

 

Selain itu, memasang iklan di internet juga tidak gratis. Oleh sebab itu, profesionalitas sebuah perusahaan terlihat dari sini. Hal menguntungkan lainnya adalah karena iklan ini bisa dipasang di situs populer maupun tidak, tingkat peluang dilihat banyak audiens juga semakin tinggi.

 

4. Mudah diukur perkembangannya

 

Keuntungan iklan ini adalah mudah diukur perkembangannya. Pihak perusahaan bisa mengetahui berapa banyak orang yang mengklik iklan miliknya, berapa banyak orang yang melihatnya, bahkan jumlah orang yang melakukan tindakan sesuai yang diharapkan.

 

Jumlah orang yang mengklik atau melihat iklan juga bisa menjadi bahan evaluasi berkala. Evaluasi berkala penting dilakukan untuk mengoptimalkan iklan yang akan dipasang berikutnya.

4 Strategi Tepat untuk Memperluas Pangsa Pasar

Memperkuat hubungan dengan konsumen bisa menjadi salah satu cara dalam meningkatkan pangsa pasar yang berdampak pada angka penjualan.

 

Perusahaan atau pebisnis tentu sudah tidak asing dengan istilah pangsa pasar. Pangsa pasar adalah informasi untuk memberi gambaran total penjualan dari suatu perusahaan terhadap segmen pasar tertentu.

 

Data yang tersaji biasanya menjadi tolok ukur perusahaan untuk menentukan sikap ketika menghadapi kompetitornya. Selain itu, data dari pangsa pasar juga bisa digunakan untuk sebuah acuan bagi perusahaan dalam melihat performa bisnisnya dan kualitas strateginya.

 

Cara menghitung pangsa pasar adalah jumlah penjualan perusahaan selama periode tertentu dan membaginya dengan total penjualan industri pada periode yang sama. Dengan adanya hitungan tersebut, perusahaan juga bisa mengerti sejauh mana produk mereka berhasil dalam menguasai pasar dibandingkan produk kompetitornya.

 

Pangsa pasar memiliki empat jenis, yaitu value market share, volume market share, revenue market share, dan customer market share. Value market share adalah penghitungan persentase yang berdasarkan total segmen penjualan. Artinya, perusahaan menghitung persentase berdasarkan capaian harga.

 

Kemudian ada volume market share, mengacu pada penghitungan jumlah total produk yang terjual di pasaran. Biasanya volume pangsa pasar lebih rendah dari nilai pangsa pasarnya. Sementara revenue market share, lebih fokus pada total uang yang dihasilkan dari penjualan produk yang perhitungannya berdasarkan pendapatan dan dibandingkan dengan kompetitor.

 

Biasanya untuk meningkatkan penjualan, perusahaan memutuskan untuk memperluas pangsa pasar. Namun bagaimana cara memperluasnya?

 

1. Memperkuat hubungan dengan konsumen

 

Ketika konsumen konsumen menyukai produk suatu perusahaan dan perusahaan tersebut berhasil melayani konsumen dengan baik, konsumen tersebut akan secara sukarela mempromosikan produk tersebut ke orang lain.

 

Bayangkan jika satu konsumen bisa mengajak lima temannya menggunakan produk tersebut, maka akan semakin banyak konsumen yang merasa puas dan produk tersebut akan terus mereka promosikan. Berawal dari satu konsumen, maka pasar yang dimiliki akan semakin luas.

 

2. Membuat berbagai inovasi

 

Konsumen biasanya tertarik dengan hal-hal baru. Oleh sebab itu, pihak perusahaan sebaiknya berani membuat inovasi baru dengan produknya untuk mendongkrak market share.

 
Dalam membuat inovasi, memang dibutuhkan keseriusan dan konsistensi pihak perusahaan. Perusahaan juga harus tahu produk dan layanan seperti apa yang diinginkan konsumen. Selain itu ketahui apakah inovasi yang diciptakan memenuhi permintaan konsumen atau tidak.

 

3. Membuat target

 

Penting untuk menentukan target agat paham produk yang dihasilkan akan menjurus ke kalangan tertentu. Hal tersebut bisa ditentukan berdasarkan kalangan, usia, jenis kelamin, atau orang dengan minat-minat tertentu.

 

Contohnya jika produk menargetkan Gen Z, perusahaan bisa menarik perhatian calon konsumen dengan memanfaatkan media sosial. Jika mereka tertarik, dengan sendirinya informasi tersebut akan tersebar luas.

 

4. Menargetkan daerah baru

 

Memasarkan produk ke daerah baru bisa jadi cara untuk memperluas market share. Namun, perusahaan harus melakukan riset yang mendalam terlebih dahulu agar produk yang akan dijual cocok dan menarik konsumen baru.

 

Pihak perusahaan bisa melakukan riset pasar untuk menentukan daerah yang akan dijadikan target pasar. Setelah menemukan target daerah yang berpotensi, maka perusahaan bisa menentukan lokasi strategis untuk memasarkan produk ke konsumen baru.

 

</p class="gs">

Mengenal Brand Positioning dan Strategi Penerapannya

Mampu membangun koneksi emosi merek di benak konsumen, brand positioning tak hanya bisa dilakukan perusahaan ternama, tapi juga para UMKM.

Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan atau pebisnis untuk menguatkan produknya di pasaran. Salah satu caranya adalah dengan melakukan brand positioning.

Brand positioning merupakan suatu upaya yang dijalankan oleh perusahaan atau pebisnis untuk menentukan posisi produknya, sehingga produk tersebut dikenali banyak orang dan brand awareness meningkat.

Agar penerapan brand positioning berjalan dengan baik, pihak perusahaan harus paham hal apa yang pantas ditonjolkan dari produknya. Pihak perusahaan harus sadar apa yang tidak dimiliki oleh kompetitor dengan produk yang serupa. Setelah itu, perusahaan bisa lanjut memasarkan kepada konsumen keunikan dan nilai produk yang ditawarkan.

Jika penerapannya baik dan benar, maka perusahaan bisa menikmati peningkatan penjualan produk. Bahkan perusahaan juga bisa meraih pasar baru.

Perlu diketahui juga bahwa brand positioning tidak hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ternama, bahkan para UMKM yang baru merintis juga bisa menggunakan strategi tersebut untuk menjalankan bisnisnya.

Contoh brand positioning merek ternama adalah Tesla. Tesla memposisikan diri sebagai perusahaan yang menawarkan produk mobil listrik dengan teknologi canggih serta mengedepankan energi bersih dan ramah lingkungan.

Selain itu karena harganya yang lebih mahal dibanding merek lain, Tesla juga menargetkan konsumen yang bersedia membayar mahal untuk kendaraan listrik.

Tujuan diterapkannya brand positioning salah satunya untuk membangun koneksi emosi merek di benak konsumen. Dengan demikian, konsumen dapat memahami sebuah merek dengan cara tertentu.

Apa saja strategi yang bisa dilakukan untuk menentukan brand positioning?

1. Menentukan tujuan pasar

Agar segmentasi jelas dan paham siapa yang membutuhkan produknya, maka perusahaan harus menentukan tujuan pasar. Jika hal ini terlewatkan maka aktivitas pemasaran tidak memiliki tujuan dan posisi merek akan membingungkan.

Dengan memiliki segmentasi yang jelas, maka nantinya akan jelas juga konsumen yang mau membeli produk. Hal tersebut juga lebih mudah dibandingkan memasarkan produk ke pasar yang tidak spesifik.

2. Menganalisis kompetitor

Ketika mengetahui kekuatan dan kelemahan kompetitor, maka perusahaan akan lebih mudah memahami harus bagaimana akan menentukan posisinya.

Selain analisis kompetitor juga untuk mengetahui tren pasar dan manajemen tindakan untuk menghindari kesalahan. Semua kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan pemasaran.

3. Memahami keunikan produk sendiri

Perusahaan harus memahami apakah produk yang ditawarinya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang ditargetkan. Dengan demikian perusahaan juga paham apakah produknya memiliki relevansi terhadap konsumen.

Oleh sebab itu, usahakan pihak perusahaan bisa menawarkan sesuatu yang berbeda dan mampu menyampaikan pesan ke konsumen mengapa produknya harus jadi pilihan mereka.

4. Melakukan evaluasi

Evaluasi penting dilakukan agar perusahaan paham apakah strateginya sudah efektif atau belum. Jika masih ada kekurangan, maka perusahaan bisa melakukan perubahan dan memastikan merek miliknya bisa beradaptasi dengan perubahan pasar dan memenuhi kebutuhan konsumen.

Mengenal Soft Selling dan Contohnya dalam Iklan

Selain menjadi strategi bisnis, soft selling juga membangun ikatan emosional dengan konsumen sehingga mendorong kepada transaksi pembelian.  

 

Soft selling dalam iklan merupakan strategi yang banyak dilakukan oleh pebisnis. Dengan soft selling, calon konsumen tertarik dengan mudah dan akhirnya membeli produk yang diiklankan tanpa merasa dipaksa.

 

Hal tersebut dikarenakan pendekatan yang dilakukan dengan metode soft selling dilakukan dengan halus, namun meyakinkan. Iklan tersebut akhirnya memberi suatu sentuhan terhadap konsumen yang melihatnya.

 

Tujuan dari soft selling dalam iklan biasanya bukan sekadar menjual produk atau jasa. Namun tujuannya juga bisa membangun ikatan emosional dengan konsumen.

 

Biasanya iklan yang melakukan pemasaran secara halus akan fokus pada ide yang relevan dengan kehidupan masyarakat suatu daerah atau negara. Bisa ditampilkan dengan drama atau cerita lucu yang membuat audiens terhibur.

 

Selain itu, pesan yang disampaikan melalui iklan dengan metode tersebut akan meningkatkan brand awareness dan menuntun calon konsumen untuk melakukan tindakan yang diharapkan.

 

Contoh iklan soft selling adalah ketika sebuah perusahaan mengenalkan produk kecantikan. Pihak perusahaan menampilkan iklan dengan mengenalkan kandungan apa yang terdapat pada produk tersebut dan cocok untuk jenis kulit apa saja.

 

Jika diperhatikan, pada iklan tersebut pihak perusahaan tidak mengajak konsumen untuk membelinya. Namun bagi pihak yang merasa cocok dengan kandungannya, maka mereka akan membelinya.

 

Contoh lainnya adalah iklan mi instan. Biasanya iklan mi instan memberi pesan bahwa produk tersebut mudah dimasak dan bisa diolah dengan cara apa saja, cara ini merupakan memberikan solusi dengan produk yang membuat konsumen tertarik.

 

Soft selling juga memiliki manfaat, di antaranya membuat suatu produk terlihat ramah dan memberi kenyamanan pada calon konsumen. Hal tersebut secara langsung memberikan image positif bagi produk. Nantinya, konsumen cenderung melihat bisnis produk tersebut begitu peduli dan memprioritaskan kebutuhan mereka.

 

Hal ini tentu meningkatkan reputasi dan kesuksesan jangka panjang bagi perusahaan produk tersebut. Selain itu karena cara ini membangun hubungan yang berkelanjutan antara perusahaan dan konsumen, maka perusahaan akan memiliki konsumen loyal.

 

Bagaimana cara menerapkan soft selling?

 

Sebelum membuat iklan yang bertujuan penjualan secara halus, pihak pebisnis atau perusahaan lebih baik melakukan riset untuk menemukan target audiens serta media apa yang dapat menjangkau mereka.

 

Pengerjaan iklan nantinya akan lebih efisien dan hemat waktu. 

Hasil riset juga bisa menjadi pegangan untuk jaga-jaga jika nantinya ada masalah.

 

Selain itu, lebih baik iklan yang dibuat memiliki konsep storytelling. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk mengerti apa yang konsumen rasakan. Diperlukan juga sisi kreatif dalam pembuatan storytelling untuk menampilkan manfaat-manfaat dari produk.

 

Tekankan bahwa keunggulan produk dapat membantu menyelesaikan masalah banyak masyarakat. Testimoni dari konsumen loyal juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan cerita. Apapun media iklan yang dipilih, semua bisa dibuat dalam format storytelling, terutama penyematan testimoni.

 
 

 

Memahami Direct Selling dan Manfaatnya dalam Bisnis

Selain menghemat biaya distribusi, direct selling dinilai efektif karena pihak pebisnis langsung berinteraksi dengan target pasarnya.

 

Direct selling merupakan metode penjualan yang dianggap paling menarik perhatian pelanggan. Hal tersebut dikarenakan metode penjualan yang dilakukan langsung oleh pemilik bisnis, toko, atau warung tanpa perantara.

 

Contoh direct selling adalah toko daring. Pemilik toko mempromosikan produknya langsung baik via media sosial maupun dari mulut ke mulut. Nantinya pembayaran dan pengiriman dilakukan langsung antara pihak toko dan konsumen.

 

Biasanya, direct selling dilakukan oleh pebisnis pemula untuk menghemat biaya distribusi. Selain itu, metode ini dinilai lebih efektif karena pebisnis atau produsen sudah memahami kebutuhan konsumennya.

 

Produk yang dipasarkan dengan metode direct selling biasanya tidak umum atau tidak ditemukan di toko atau retail biasa. Oleh sebab itu, cara satu-satunya konsumen mendapatkan produk tersebut adalah dengan mencari penjual produk tersebut yang terpercaya.

 

Selain itu dengan menggunakan metode direct selling, pihak pebisnis dapat mendapatkan feedback dengan mudah dari pelanggan langsung. Feedback tersebut bisa dimanfaatkan pebisnis sebagai bahan evaluasi dan menjaga interaksi antara pebisnis-konsumen sehingga menghadirkan hubungan yang loyal.

 

Ketika pihak pebisnis atau produsen bisa bisa menjual produknya secara langsung kepada konsumen sama baiknya dengan pihak ketiga, maka keuntungannya lebih tinggi dibandingkan menggunakan perantara. Hal tersebut dikarenakan tidak ada potongan untuk perantara.

 

Berikut manfaat direct selling lainnya yang perlu diketahui;

 

1. Meminimalisasi biaya pemasaran

 

Hal yang menguntungkan dalam penggunaan metode tersebut adalah meminimalisasi biaya pemasaran. Hal tersebut dikarenakan pihak pebisnis langsung berinteraksi dengan target pasarnya. Bahkan untuk beberapa bisnis, mereka juga bisa meminimalisasi biaya pemeliharaan toko karena pihak mereka yang langsung ke pihak konsumen.

 

2. Meningkatkan loyalitas

 

Metode ini membuat pebisnis atau produsen dan konsumen bertemu langsung, sehingga membuat kepercayaan konsumen terhadap produsen lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan jika ada yang perlu diperbaiki atau menyampaikan kepuasannya, konsumen bisa langsung mengatakannya pada produsen secara tatap muka.

 

Hal ini meningkatkan loyalitas dan memberikan dampak bisnis terhadap bisnis. Selain itu, produsen juga dapat mempertahankan konsumennya yang puas akan produknya dan memungkinkan konsumen tersebut melakukan repeat order.

 

3. Paham apa yang dibutuhkan konsumen

 

Dengan bertemunya langsung dengan konsumen, pebisnis bisa mengetahui dengan mudah apa yang membuat konsumen tertarik. Sehingga pihak pebisnis dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara tepat.

 

4. Memudahkan pebisnis dalam penjualan

 

Direct selling memudahkan pebisnis karena bisa dilakukan di mana saja. Pebisnis dan konsumen melakukan kesepakatan dengan konsumen sebelum melakukan pembayaran dan pemberian barang. Terlebih jika bisa dilakukan secara daring.

 

Penjual dan konsumen cukup berkomunikasi via chat dan penjual mengirim produknya ke konsumen dengan kurir atau semacamnya.

 

Namun sebelum memutuskan untuk menggunakan metode ini, pebisnis juga harus paham kondisi dan situasi dari produk yang akan dijual. Apalagi jika produk tersebut baru saja diluncurkan. Pebisnis juga wajib melakukan penghitungan untuk melakukan penjualan secara langsung. Hal tersebut untuk menghindari pembiayaan lebih besar daripada pemasukan.


 

</p class="adn>

Apa Itu Analisis Pasar? Tujuan dan Pentingnya bagi Bisnis

Melalui analisis pasar, pebisnis bisa memproyeksikan apakah produknya nanti bisa diterima oleh masyarakat atau tidak.

 

Analisis pasar merupakan hal yang penting dilakukan dalam berbisnis. Analisis ini dapat menilai kondisi pasar dengan baik dan memahami segmen pelanggan yang dituju.

 

Sebelum lebih lanjut, perlu diketahui bahwa analisis pasar adalah penilaian secara komprehensif terkait pasar suatu industri, termasuk terkait pelanggan, target, tren, faktor keberhasilan dan lain-lain.

 

Dilakukannya analisis pasar juga bertujuan untuk membuat "bukti" untuk partner bisnis atau investor bahwa kita memahami pasar dengan baik serta bisnis bisa dijalankan dengan baik dan menjanjikan.

 

Analisis pasar juga sebagai bentuk evaluasi sejauh mana produk yang akan dipasarkan memenuhi harapan masyarakat. Setelah mengetahui harapan masayarakat, pebisnis bisa melakukan perbaikan atau inovasi yang diperlukan serta memiliki alasan untuk bertahan dan tumbuh.

 

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan analisis ini. Jika Anda baru atau niat membangun bisnis, mungkin hal ini perlu diperhatikan.

 

Pertama adalah memahami kebutuhan pasar. Pebisnis harus memahami secara detail kebutuhan pasar dan mengapa hal tersebut sangat dibutuhkan. Kebutuhan pasar perlu dipahami agar pebisnis bisa memproyeksikan apakah produk atau mereknya nanti bisa diterima oleh masyarakat. Semakin paham memahami kebutuhan pasar, semakin tahu apa yang harus dihadirkan.

 

Setelah memahami kebutuhan, pebisnis juga bisa semakin paham jenis promosi apa yang akan digunakan. Bisa dibilang ketika memahami kebutuhan pasar, artinya pebisnis sudah melakukan sebagian besar analisis pasar.

 

Selanjutnya, pebisnis juga bisa melakukan segmentasi. Ketika sudah memiliki kriteria sesuai yang diinginkan, maka pebisnis sudah memiliki target utamanya dan hal ini juga penting dalam analisis ini.

 

Pentingnya segmentasi agar pebisnis sadar produk yang akan dipasarkan nanti relevan dengan golongan tertentu atau masyarakat umum. Contohnya jika menjual makanan, kelompok tertentu mungkin lebih memilih harga. Namun ada kelompok lain yang mementingkan estetika atau eksklusivitas. Dua kelompok tersebut memiliki pendekatan berbeda meskipun sama-sama yang dijual produknya adalah makanan.

 

Segmentasi yang dilakukan juga bisa berdasarkan usia, lokasi, pendidikan, penghasilan atau jenis kelamin. Selain permintaan, penawaran pasar juga perlu diketahui.

 

Untuk mengetahui penawaran pasar, perlu dilakukan evaluasi jumlah dan jenis produk atau layanan yang tersedia. Ketika memahami penawaran pasar, pebisnis bisa menentukan sejauh mana pasar terpenuhi atau sebaliknya.

 

Hal lain yang perlu dilakukan dalam analisis bisnis adalah menganalisis lawan bisnis. Maksudnya, pebisnis bisa memerhatikan apa yang dilakukan lawan dan menemukan kelemahan lawan untuk menjadi pembanding atau memposisikan diri di pasar.

 

Untuk menganalisis pergerakan lawan bisnis, bisa dilakukan dengan melihat harga, kualitas, atau layanan yang ditawarkan oleh lawan. Hal tersebut bisa menjadi acuan oleh pebisnis untuk melakukan analisa pasar.

 

Langkah terakhir yang perlu diperhatikan adalah melakukan analisa pasar lebih luas dengan melihat faktor politik, teknologi, dan ekonomi. Hal tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan apa yang akan muncul ke depannya.

 
 

 

Jangan Keliru, Ini Perbedaan Sales dan Marketing

Kerap dianggap sama, ini dia perbedaan sales dan marketing yang harus diketahui mulai dari tugas, fungsi dan tanggung jawab.  

 

Meski sama-sama menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam mencapai target pasar, namun sebenarnya sales dan marketing adalah bagian yang berbeda, terutama dari segi tugas dan tanggung jawabnya.

 

Ringkasnya, sales adalah strategi penjualan secara langsung kepada konsumen, sementara marketing adalah metode pemasaran yang terdiri dari berbagai proses.

 

Perbedaan sales dan marketing

 

1. Sales

 

Melihat dari proses kerjanya, sales biasanya akan menghadapi langsung konsumen alias one-on-one. Komunikasi antara sales dan konsumen sendiri bisa dilakukan melalui sambungan telepon, bertemu di sebuah event, atau mungkin sales yang mendatangi langsung lokasi calon konsumen berada.

 

Tim sales harus memiliki keterampilan dalam melakukan pendekatan kepada konsumen agar produk laku terjual. Di sisi lain, mereka juga harus meyakinkan calon konsumen untuk terus menggunakan produk yang ditawarkan. Akan tetapi pekerjaan tim sales cenderung bersifat short term (jangka pendek).

 

2. Marketing

 

Berbeda dengan sales, ruang lingkup pekerjaan tim marketing lebih bersifat long term (jangka panjang), karena harus terus menjaga relasi hubungan yang baik dengan partner bisnis, stakeholder, vendor, dan hal-hal lain terkait pemasaran.

 

Di mana lingkup pekerjaan marketing mencakup Market ResearchPublic Relations, dan Customer Satisfaction. Melalui Market Research inilah analisis pasar akan tergambarkan terkait produk yang dibutuhkan oleh konsumen, sehingga data yang dihasilkan tersebut dapat mempermudah kinerja tim sales di lapangan.

 

Tim marketing juga harus membuat konsep pemasaran secara komprehensif, mulai dari strategi promosi hingga penggunaan media periklanan yang tepat.


Perbedaan target 

 

Perbedaan sales dan marketing yang cukup signifikan juga bisa terlihat dari target atau goals yang ingin dicapai. Dalam sebuah perusahaan misalnya, tim sales akan bertugas langsung dalam menghubungi calon konsumennya agar bisa mencapai kesepakatan, sedangkan tim marketing adalah divisi yang harus memastikan bahwa produk yang dibawa tim sales sudah lolos quality control sehingga layak untuk ditawarkan

 

Dengan kata lain, meski memiliki tugas dan tujuan yang berbeda, akan tetapi sales dan marketing merupakan dua komponen yang tak bisa dipisahkan dalam sebuah bisnis. Lalu, bisakah jika seseorang memegang peranan keduanya sekaligus sebagai sales dan marketing?

 

Perlu diketahui, sales lebih banyak berurusan di depan alias bertemu langsung dengan konsumen, bersikap ramah dalam menjelaskan produk secara detail, hingga merayu konsumen agar mau membeli produk. Sementara marketing lebih banyak berurusan di balik layar karena harus memikirkan berbagai konsep dan strategi agar target pasar bisa tercapai.

 

Melihat tugas dan tanggung jawab keduanya, maka lebih baik jika seseorang fokus dalam satu pekerjaan saja baik itu sales atau marketing, agar hasil yang diberikan kepada perusahaan lebih optimal.    

Jenis-jenis Konsumen yang Penting Diketahui dalam Bisnis

Tanpa adanya konsumen, bisnis pun tak akan meraih kesuksesan. Oleh karena itu, pelaku usaha wajib memahami jenis-jenis konsumen.  

 

Konsumen menjadi indikator yang tak bisa lepas dari suatu bisnis. Bahkan saking pentingnya, konsumen atau pembeli kerap disebut sebagai raja, karena perannya yang bisa mempengaruhi angka penjualan. Hal inilah yang harus dipelajari para pebisnis mengenai berbagai jenis konsumen agar perusahaan bisa memberikan pelayanan terbaiknya.

 

Lalu apa saja sebenarnya jenis-jenis konsumen?

 

1. Konsumen loyal

 


Konsumen jenis ini sebenarnya bisa disebut sebagai pelanggan setia yang merasa puas dengan produk atau layanan yang ditawarkan pebisnis. Konsumen loyal tak akan pernah melupakan produk terbaik yang pernah dipakainya,  sehingga mereka akan terus konsisten menggunakan produk Anda meskipun banyak produk serupa yang dijual di pasar.

 

Pebisnis pun harus jeli melihat potensi ini dengan terus mempertahankan konsumen setianya atau mungkin sesekali memberikan mereka reward sebagai bentuk terimakasih perusahaan terhadap mereka yang telah loyal terhadap produk yang ditawarkan. Di sisi lain, perusahaan juga harus dapat mempertahankan kualitas produknya agar konsumen setia tak kabur alias berpindah ke kompetitor.

 

2. Konsumen agen

 

Dalam menjalankan strategi bisnis, perusahaan tak bisa berjalan sendirian dalam mempromosikan produknya. Kenapa? karena melibatkan konsumen agen sama halnya dengan mempercepat target penjualan. Meski tak bisa dipungkiri, keuntungan yang diraih dari konsumen agen lebih sedikit. Biasanya konsumen agen akan mendapatkan penawaran harga yang lebih murah dari perusahaan sebelum barang tersebut akan dijual kembali ke konsumen lain. Akan tetapi cara ini cukup ampuh dalam mencapai target pasar.

 

3. Konsumen promo

 

Jenis konsumen ini biasanya paling banyak ditemui karena mereka hanya membeli ketika produk yang ditawarkan tengah memberikan promo atau diskon tertentu. Meski terkesan musiman, namun trik promo ternyata cukup ampuh meningkatkan nilai penjualan sekaligus meningkatkan kesadaran merek. Secara tidak langsung, promo yang dilakukan secara berkala oleh suatu produk pun akan menjadi momen yang selalu ditunggu oleh konsumen.

 

4. Konsumen coba-coba

 

Butuh trik khusus dalam mencuri perhatian jenis konsumen ini, karena mereka cenderung lebih tertarik dengan sesuatu yang unik dan berbeda. Perusahaan pun harus berinovasi dalam membuat produk agar dapat mendorong perilaku konsumen jenis ini untuk mencobanya.

 

5. Konsumen baru

 

Konsumen baru merupakan orang yang baru pertama kali membeli suatu produk. Oleh karena itu, potensi ini harus terus dijaga agar konsumen baru nantinya menjadi konsumen setia atau loyal. Pebisnis harus bisa membuktikan jika produk yang mereka beli dan gunakan merupakan produk yang memiliki kualitas terbaik, baik dari bahan produksi hingga proses produksinya. Dengan begitu produk Anda pun akan terus dicari oleh konsumen.

 

5 Trik Psikologi Marketing untuk Meningkatkan Penjualan

Berpengaruh besar terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai target pasar, apa itu psikologi marketing?  

 

Psikologi marketing merupakan konsep psikologi dan perilaku manusia dalam strategi pemasaran dan komunikasi bisnis. Di mana ilmu psikologi dapat membantu perusahaan dalam mengenal perilaku, keinginan, hingga kebutuhan konsumen.

 

Dengan memahami pola pikir konsumen, maka hal tersebut akan memudahkan perusahaan dalam menjalankan strategi marketing sehingga target penjualan pun akan tercapai.

 

Berikut 5 trik psikologi marketing yang bisa Anda lakukan:


1. Hindari penggunaan kata perintah

 

Biasanya penggunaan kata-kata perintah cenderung membuat konsumen enggan untuk mencoba maupun membeli produk yang ditawarkan. Misalnya seperti kata-kata "Segera daftarkan diri Anda, ujicoba gratis hanya berlangsung selama 7 hari". Penegasan untuk segera mendaftar ternyata tak selalu membuat konsumen tertarik dan justru membuat mereka mundur perlahan.

 

Cobalah menggunakan kata-kata ajakan yang lebih halus namun bisa mempengaruhi atau mendorong perilaku konsumen. "Tidak ada pembayaran untuk bulan pertama, silakan mencoba”. Dengan begitu, konsumen justru dibuat penasaran dan mencobanya tanpa terpaksa.

 

2. Memahami tipe dan karakter konsumen

 

Pada dasarnya konsumen terbagi dalam tiga tipe, yakni hemat, loyal dan perhitungan. Seorang marketer harus bisa memahami dan memiliki trik jitu dalam mendekati dan menaklukan ketiga karakter konsumen tersebut.

 

Untuk tipe konsumen hemat, biasanya mereka tidak suka basa-basi. Artinya marketer harus to the point dalam mempresentasikan produk yang ditawarkan dengan menjelaskan keunggulan dan keuntungan yang akan diperoleh konsumen. Sehingga mereka akan berpikir bahwa produk yang dibeli memiliki value dan bukan sebuah pemborosan.

 

Sementara untuk tipe konsumen loyal, mereka biasanya akan membeli barang yang lebih banyak. Karakter ini jelas memberikan keuntungan untuk marketer. Namun pendekatan yang dilakukan tak bisa sembarangan karena tipe konsumen ini biasanya lebih antusias melihat produk secara langsung dan dalam jumlah yang beragam, sehingga mereka akan tertarik secara emosional untuk membeli produk lebh dari satu.

 

Sedangkan untuk tipe konsumen perhitungan, mereka biasanya akan mempertimbangkan terlebih dahulu keuangan yang mereka miliki dengan harga produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, marketer harus lebih ekstra dalam mempromosikan produk dengan menawarkan diskon, garansi atau pengiriman produk secara gratis.

 

3. Menunjukan value bisnis

 

Piskologi marketing bisa terbangun ketika konsumen mengetahui nilai lain dari produk yang ditawarkan. Misalnya dengan membeli produk A, maka sama halnya dengan menyumbang untuk korban bencana atau penderita kanker atau anak yatim piatu. Berdasarkan beberapa faktor psikologis tersebut, konsumen akan terlibat secara emosional dan akhirnya membeli produk dari marketer.

 

4. Teknik penawaran

 

Teknik penawaran juga berperan dalam meningkatkan penjualan. Marketer harus memiliki keterampilan  khusus ketika menjelaskan keunggulan produk agar konsumen lebih percaya. Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa orang akan lebih cenderung membeli ketika produk memberikan manfaat atau solusi dari masalah yang dialami.

 

5. Tampilkan testimoni konsumen

 

Sebelum membeli sebuah produk, calon konsumen biasanya akan melakukan riset terebih dahuu. Dari situlah mereka akan melihat testimoni dari konsumen yang telah mengunakannya. Ketika testimoni yang ditampilkan positif maka hal itu sangat mempengaruhi psikologi mereka dan mendorong untuk melakukan transaksi pembelian.

 

5 Jenis Branding yang Perlu Diketahui dalam Bisnis

Meski jenis branding cukup banyak, Anda tak harus memilih semuanya melainkan cukup fokus memilih kategori yang sesuai dengan kebutuhan.   

 

Branding merupakan proses pengelolaan citra merek dari sebuah produk, di mana elemen-elemennya meliputi logo, desain, nama dan slogan. Selain menjadi aspek penting dalam pengembangan bisnis, berbagai jenis branding juga berdampak pada segmen yang jauh lebih luas.

 

Melalui branding, perusahaan akan mampu bersaing dan menguasai pasar. Upaya ini juga kerap dijadikan sebagai jurus ampuh perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

 

Berikut berbagai jenis branding yang perlu diketahui: 

 

1. Product branding

 

Paling banyak digunakan oleh pebisnis, product branding merupakan upaya untuk membangun citra merek atau produk tertentu hingga membuatnya terlihat lebih menonjol dibandingkan produk pesaingnya.

 

Strategi ini tak hanya mampu meningkatkan brand awareness tapi juga mendorong nilai transaksi pembelian yang jauh lebih tinggi. Dalam implementasinya, product branding bisa dilakukan dengan membuat desain produk yang unik, mempresiapkan materi promosi yang kreatif di berbagai media, hingga membangun komunikasi yang baik dengan konsumen.

 

2. Corporate branding 

 

Pada corporate branding, perusahaan akan berupaya keras memperkuat citra positif dan membangun kepercayaan terkait perusahaan. Jadi, upaya tidak terfokus pada produk tertentu melainkan lebih kepada membangun identitas perusahaan.

 

3. Personal branding

 

Berbeda halnya dengan corporate, personal branding lebih terfokus pada citra seseorang seperti public figure, tokoh, influencer, maupun sosok lainnya yang memang fokus mem-branding dirinya sendiri agar lebih terkenal sehingga membuat karirnya lebih cemerlang.

 

4. Service branding

 

Service branding biasanya dilakukan untuk menciptakan kesan profesional dan bernilai di mata konsumen. Upaya ini dilakukan untuk membangun kepercayaan konsumen dalam menggunakan jasa layanan dari perusahaan tertentu.

 

Misalnya saja jika bisnis Anda bergerak di bidang perhotelan, maka yang ditonjolkan adalah pelayanan dan kenyamanan agar bisa menjadi rekomendasi pilihan terbaik saat mencari tempat penginapan.

 

5. Co-branding

 

Istilah ini mungkin sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Ya, co-branding merupakan upaya dalam meningkatkan nilai tambah produk. Co-branding adalah sebuah kolaborasi antar brand yang menghasilkan produk baru dengan mengkombinasikan ciri khas dari masing-masing brand.

 

Selain kelima penjelasan di atas, sebenarnya masih terdapat berbagai macam branding yang belum disebutkan yakni geographical branding, cultural branding, retail branding, dan online branding.

 

Meski jenisnya cukup banyak, Anda tak harus memilih semuanya melainkan memilih kategori yang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, hal yang tak kalah penting dalam branding adalah visi misi yang jelas, visual yang menarik, desain yang unik, logo yang mudah diingat dan melekat dibenak konsumen.

 

Scroll to Top
Buka obrolan
Butuh bantuan?
Hallo, ada yang bisa kami bantu?