Branding The Nation

Devis Advertising boasts an expansive nationwide presence, curating a portfolio of more than 1.000 strategically located

outdoor media assets, each designed to capture attention, that blanket the entire Indonesian landscape.
Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Megatron dan Videotron

Jangan sampai keliru, ini beberapa perbedaan Megatron dan Videotron yang cukup signifikan sebagai media periklanan.  

 

Sama-sama masuk ke dalam kategori periklanan digital luar ruang atau Digital Out of Home (DOOH), Megatron dan Videotron kerap dianggap serupa padahal keduanya memiliki perbedaan.

 

Meski keduanya menggunakan teknologi yang canggih dan bisa menampilkan gambar yang dapat bergerak dan dinamis, namun perbedaan Megatron dan Videotron tertap terlihat cukup signifikan mulai dari ukuran, durasi, dan komposisi konten iklan.

 

Videotron biasanya akan menampilkan banyak konten, sedangkan Megatron dia akan fokus pada satu konten saja. Contohnya, dalam seminggu layar megatron yang terpampang di pinggir jalan akan memutar satu konten iklan saja dan tidak akan berubah sepanjang hari, sedangkan Videotron bisa saja dalam sehari dia memutar beberapa video konten iklan yang berbeda.

 

Ibaratnya, brand menyewa seluruh penayangan iklan yang ditampilkan di layar Megatron dalam mempromosikan produk mereka agar bisa meningkatkan kesadaran merek. Sementara untuk Videotron, mungkin saja brand hanya menyewa pada jam tertentu saja, sehingga dalam sehari bisa memutar beberapa konten iklan.

 

Sedangkan dari segi ukuran, Megatron biasanya jauh lebih besar dibandingkan Videotron. Akan tetapi kedua media periklanan ini memiliki keunggulan pada gambar yang dinamis sehingga membuat iklan yang ditayangkan tidak membosankan dan menjadi daya pikat bagi audiens.

 

Tips Membuat Megatron dan Videotron

 

1. Desain yang menarik

 

Desain menjadi salah satu kunci utama dalam menghidupkan konten iklan pada Megatron maupun Videotron. Warna-warna yang kontras dibutuhkan agar iklan bisa tetap terlihat meski dari kejauhan.

 

Selain itu, pemilihan dan penyusunan font juga sangat berpengaruh agar dapat mudahkan audiens dalam memahami pesan iklan namun tidak membosankan.

 

2. Pesan yang singkat

 

Gunakan pesan yang singkat, padat dan jelas. Durasi audiens yang akan melihat konten iklan di pinggir jalan hanya sekitar 10-15 detik. Oleh karena itu buatlah pesan yang singkat namun mudah diingat sehingga brand akan melekat dibenak audiens.

 

3. Call to Action

 

Call to Action dibutuhkan untuk mendorong nilai penjualan. Maka sematkanlah alamat website, media sosial, atau no telepon agar audiens bisa lebih mudah ketika ingin melakukan transkasi pembelian.

 

Bahkan seiring perkembangan teknologi transaksi digital, media periklanan juga sudah mulai mencantumkan kode QR Marketing. Strategi ini tak hanya mendekatkan hubungan antara brand dan konsumen tapi juga bisa membantu mencapai target pasar.               

 

Scroll to Top
Buka obrolan
Butuh bantuan?
Hallo, ada yang bisa kami bantu?