Ketika orang memikirkan OOH di Indonesia, kebanyakan akan langsung membayangkan kota-kota besar dengan jalan tol yang padat, gedung-gedung tinggi, dan deretan billboard atau videotron yang memikat mata. Namun, di balik hiruk pikuk perkotaan, wilayah pedesaan justru menyimpan audiens potensial yang sangat besar dan sering kali belum tergarap maksimal oleh brand.
Strategi OOH di Indonesia untuk audiens pedesaan jelas berbeda dibandingkan perkotaan. Keduanya memiliki pendekatan unik, tantangan, dan peluang tersendiri. Jadi, bagaimana cara brand memanfaatkan OOH di pedesaan agar efektif menarik audiens? Mari kita bahas.
Potensi Pedesaan untuk OOH
Menurut data 2023 dari Statista, 41,43% penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan, dan 30,1% di antaranya adalah anak-anak di bawah 18 tahun. Artinya, ada lebih dari 100 juta audiens potensial yang bisa dijangkau brand melalui OOH di Indonesia. Wilayah pedesaan yang luas, dengan horizon membentang tanpa banyak gangguan visual, membuat iklan luar ruang – terutama billboard – lebih mudah menonjol. Tidak seperti di kota yang dipenuhi ratusan iklan, billboard di pedesaan sering kali menjadi pusat perhatian di sepanjang jalan utama.Bisnis yang Cocok dengan Strategi OOH di Pedesaan
Pada dasarnya, semua jenis bisnis bisa memanfaatkan OOH di Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan. Namun, ada beberapa sektor yang secara alami lebih cocok dan lebih cepat diterima audiens pedesaan:- FMCG (Fast Moving Consumer Goods) Produk kebutuhan sehari-hari seperti sabun, makanan kemasan, minuman, hingga bumbu dapur adalah konsumsi rutin masyarakat. Di pedesaan, akses terhadap ritel modern terbatas, sehingga billboard bisa menjadi media penting untuk membangun kesadaran merek.
- Agrikultur Produk hasil panen, pupuk, benih, hingga peralatan pertanian sangat relevan dengan mayoritas pekerjaan masyarakat pedesaan. Iklan OOH yang menonjolkan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar akan mudah diterima.
- Pariwisata Desa wisata dan destinasi lokal bisa memanfaatkan billboard tinggi sebagai penanda arah sekaligus media promosi. Strategi ini efektif di jalur antar-kota atau antar-provinsi.
- Bisnis Lokal Penyedia jasa seperti bengkel, toko bangunan, atau layanan kesehatan di wilayah pedesaan dapat meningkatkan brand awareness melalui billboard di titik strategis.
- Iklan Layanan Masyarakat Pemerintah maupun NGO dapat menyebarkan pesan penting seperti kesehatan, pendidikan, atau keselamatan jalan raya melalui OOH di pedesaan.
Demografi dan Perilaku Audiens Pedesaan
Sebelum beriklan di pedesaan, memahami karakter masyarakat setempat adalah langkah krusial. Masyarakat pedesaan memiliki beberapa ciri khas berbeda dari masyarakat kota yang amat memengaruhi cara mereka menerima pesan iklan:- Solidaritas sosial tinggi – Kehidupan masyarakat saling terhubung dan saling membantu.
- Hubungan kekeluargaan erat – Informasi sering menyebar dari mulut ke mulut.
- Kehidupan lebih sederhana – Pesan iklan yang berlebihan atau terlalu mewah bisa terasa jauh dari realitas mereka.
- Kepercayaan terhadap adat dan tokoh lokal – Adat istiadat masih menjadi pondasi kehidupan dan pengaruh tokoh masyarakat masih besar.
- Interaksi sosial terbuka – Warga mudah diajak berkomunikasi, sehingga pesan iklan yang relevan cepat menyebar.
Tantangan Strategi OOH di Pedesaan
Beriklan di pedesaan memang penuh peluang, namun juga memiliki tantangan yang perlu diantisipasi:- Infrastruktur terbatas Jalan yang sempit atau belum diaspal dapat mempersulit pemasangan dan perawatan billboard.
- Adaptasi teknologi rendah Meskipun internet mulai merambah desa, fitur interaktif seperti QR code atau augmented reality belum tentu efektif.
- Perbedaan budaya dan bahasa Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah, sehingga harus ada penyesuaian pesan iklan terhadap bahasa dan budaya lokal.
- Ukuran audiens terbatas Populasi pedesaan lebih sedikit dibanding perkotaan, sehingga paparan iklan per lokasi bisa lebih rendah.
- Isolasi geografis Jarak antar-pemukiman yang jauh membuat penempatan billboard harus diperhitungkan matang-matang.